MAKALAH
DEUTEROMYCOTA
NAMA KELOMPOK :
1. ACHMAD
SHOBIRIN (03)
2. A.
DIVA NUR CAHYO (04)
3. M.
ALAEKA SALAM (15)
4. M.
ZAKARIA (16)
MAN 2 TUBAN
Jalan Raya Beron 728, Punggulrejo,
Beron, Rengel, Tuban, Jawa Timur 62371
PENDAHULUAN
1.
Latar Belakang
Jamur adalah keseluruhan bagian dari
fungi: tubuh buah, dan bagian jaring-jaring di bawah permukaan tanah atau media
mycelia yang tersusun dari berkas-berkas hifa.Struktur tubuh jamur tergantung
pada jenisnya. Ada jamur yang satu sel, misalnya khamir, ada pula jamur yang
multiseluler membentuk tubuh buah besar yang ukurannya mencapai satu meter,
contohnyojamur kayu. Tubuh jamur tersusun dari komponen dasar yang disebut
hifa. Hifa membentuk jaringan yang disebut miselium. Miselium
menyusun jalinan-jalinan semu menjadi tubuh buah.Hifa
adalah struktur menyerupai benang yang tersusun dari dinding berbentuk pipa.
Dinding ini menyelubungi membran plasma dan sitoplasma hifa. Sitoplasmanya
mengandung organel eukariotik.
Kebanyakan hifa dibatasi oleh
dinding melintang atau septa. Septa
mempunyai pori besar yang cukup untuk dilewati ribosom, mitokondria, dan
kadangkala inti sel yang mengalir dari sel ke sel. Akan tetapi, adapula hifa
yang tidak bersepta atau hifa
senositik.Struktur hifa senositik dihasilkan
oleh pembelahan inti sel berkali-kali yang tidak diikuti dengan pembelahan
sitoplasma.Hifa pada jamur yang bersifat parasit biasanya mengalami modifikasi
menjadi haustoria yang
merupakan organ penyerap makanan dari substrat; haustoria dapat menembus
jaringan substrat.
Jamur merupakan
tumbuhan yang tidak mempunyai klorofil sehingga bersifat heterotrof, tipe
sel: sel eukarotik. Jamur ada yang uniseluler dan multiseluler.Tubuhnya
terdiri dari benang-benang yang disebut hifa, hifa dapat membentuk anyaman
bercabang-cabang yang disebutmiselium. Reproduksi jamur, ada yang
dengan cara vegetatif ada pula dengan cara generative.
Jamur dibagi menjadi 6 divisi :
a.
Devisi
Myxomycota
b.
Devisi Oomycota
c.
Devisi
Zygomycota
d.
Devisi Ascomycota
e.
Devisi
Basidiomycota
f.
Devisi
Deuteromycota
2.
Rumusan masalah
a. Apa pengertian jamur
Deuteromycota?
b. Apa Karakteristik jamur
Deuteromycota?
c. Sebutkan Klasifikasi dari jamur
Deuteromycota?
d. Bagaimana Habitat dan Siklus
Hidup jamur Deuteromycota?
e. Bagaimana Reproduksi jamur
Deuteromycota?
f. Apa Peranan jamur Deuteromycota
dalam kehidupan?
3. Tujuan
a. Mengetahui arti dari jamur
Deuteromycota
b. Mengetahui karakteristik dari
jamur Deuteromycota
c. Mengetahui klasifikasi jamur
Deuteromycota
d. Mengetahui habitat dan siklus
hidup jamur Deuteromycota
e. Mengetahui reproduksi jamur
Deuteromycota
f. Mengetahui peranan jamur
Deuteromycota dalam kehidupan
PEMBAHASAN
A. Pengertian Jamur Deuteromycota
Deuteromycota berasal dari 2 kata yaitu deutero yang artinya
urutan kedua atau tidak sempurna, dan mycota yang artinya fungi. Jadi, ia
adalah jamur kelas dua atau jamur yang tidak sempurna.Deuteromycota awalnya
adalah suatu kelas dari jamur yang setara dengan Basidiomycota, Ascomycota, dan
sebagainya yang hanya diobservasi dari morfologi dan fisiologinya saja, namun
cara perkembangbiakan secara generatif tidak atau belum ditemukan atau belum
diketahui. Semua jamur yang "tidak jelas" seperti itu masuk ke
Deuteromycota. Namun sejak tahun 1990an, takson Deuteromycota sudah tidak
ada lagi, para ahli mycologi sepakat untuk memasukkan jamur-jamur yang ada pada
Deuteromycota ke kelas lain sesuai dengan aspek fisiologis dan morfologisnya,
lalu dengan adanya konsep pengklasifikasian berbasis DNA, jamur-jamur
ex-Deuteromycota berpindah-pindah lagi, namun bukan secara kelas melainkan pada
tingkatan famili atau genus.
Jamur Deuteromycota adalah
jamur yang berkembang biak dengan konidia dan belum diketahui tahap seksualnya.
Tidak ditemukan askus maupun basidium sehingga tidak termasuk dalam kelas jamur
Ascomycota atau Basidiumycota. Oleh karena itu, jamur Deuteromycota merupakan
jamur yang tidak sempurna (jamur imperfeksi).
Divisi ini disebut juga
‘fungi imperfecti’ atau jamur tidak sempurna.Divisi ini seolah dibuat
untuk mengelompokkan semua jamur yang tidak termasuk ke dalam divisi
lainnya.Ciri utama dari divisi ini adalah belum diketahuinya reproduksi seksual
selama siklus hidupnya.Jamur Deuteromycota hanya ditemukan di daratan.Sebagian
besar anggota divisi ini kemungkinan berkerabat dengan Ascomycota karena adanya
pembentukan konidia.Sisanya kemungkinan adalah Zygomycota dan Basidiomycota
yang tidak melakukan reproduksi seksual. Jika studi lebih lanjut pada suatu
spesies Deuteromycota menunjukan adanya reproduksi seksual, maka spesies itu
akan dikeluarkan dari divisi ini.
B.
Karakteristik
Jamur Deuteromycota
Jamur Deuteromycota memiliki
karakteristik sebagai berikut:
1. Hifa bersekat
2. Tubuh berukuran mikroskopis
3. Bersifat multiseluler
4. Tidak berklorofil
5. Eukariotik
6. Heterotrof
7. Dinding sel tersusun atas zat kitin
8.
Tergolong
kedalam fungi imperfect yang banyak menimbulkan penyakit pada
tanaman budidaya dan manusia.
9.
Merupakan fingi
yang tidak sempurna karena tidak memiliki askus/ basidium.
10. Bersifat parasit pada ternak dan ada yang hidup saprofit pada sampah dan
sisa-sisa makanan
11. Reproduksi aseksual dengan konidium dan seksual belum diketahui
12. Hidup
didaratan dan tempat lembab.
Tabel
perbedaan divisi jamur Deuteromycota dengan devisi jamur lainnya
ZIGOMYCOTA
|
ASCOMICOTA
|
BASIDIOMYCOTA
|
DEUTEROMYCOTA
|
|
Alat reproduksi generatif/seksual
|
Zigospora
|
Ascospora
|
Basidospora
|
Tidak ada
|
Penghasil spora generatif
|
Peleburan
hifa yang berbeda muatan
|
Askus
|
Basidium
|
Tidak ada
|
Jumlah spora generative
|
1 buah
|
8 buah
|
4 buah
|
Tidak ada
|
Alat reproduksi vegetatif/aseksual
|
Sporangiospora
|
Konidiospora
|
Konidiospora
|
Konidiospora
|
Penghasil alat reproduksi aseksual
|
Sporangium
|
Konidium
|
Konidium
|
Konidium
|
Badan buah
|
Tidak ada
|
Askokarp
|
Basidiokarp
|
Tidak ada
|
Hifa
|
Senositik/
tak bersekat
|
Bersekat
|
Bersekat
|
Bersekat
|
Contoh
|
· Rhyzopus
oryzae
· Rhyzopus
stolonifer
· Mucor
mucedo
· Pilobolus
sp
|
· Penicillium
notatum
· Aspergillus
wentii
· Aspergillus
flavus
· Neurospora
crassa
· Saccharomyces
cereviceae
|
· Volvariella
volvaceae
· Auricularia
polythrica
· Ganoderma
aplanatum
· Puccinia
gramminis
· Amanita
muscaria
· Pleurotes
sp
|
· Epidermophyton
floococcum
· Candida
albicans
|
C. Klasifikasi Jamur Deuteromycota
Dikenal sekitar 15.000 jamur yang
semuanya tidak melakukan reproduksi seksual. Kebanyakan
Deuteromycota bersel banyak yang membentuk hifa tak bersekat,
namun beberapa jenis merupakan organisme bersel tunggal
yang membentuk pseudomiselium (miselium semu) pada kondisi lingkungan
yang menguntungkan. Pada jenis-jenis tertentu ditemukan hifanya bersekat
dengan sel yang berinti satu, namun kebanyakan berinti banyak.
Deuteromycota berkembangbiak dengan membentuk spora aseksual melalui
fragmentasi dan konidium yang bersel satu atau bersel banyak.
Klasifikasi Deutromycetes sangat
rumit. Tidak adanya fase seksual pada fungi ini menyebabkan timbulnya berbagai
kontroversi tentang bagaimana cara mengklasifikasikannya.Deutromycotayang telah
diketahui reproduksi seksualnya kemudian diklasifikasi ulang.Apabila membentuk
askospora, maka dimasukkan kedalam Ascomycota dan bila membentuk Basidiospora
dikelompokkan kedalam Basidiomycota.
Berdasarkan
ciri-ciri morfologi konidia dan konidiomata yang dibentuknya, fungi ini
dikelompokkan kedalam tiga kelas yaitu:
1.
Blastomycetes
Thalus
blastomycetes mirip khamir dan tidak menghasilkan konidia. Contohnya Candida
sp,Ccryptococus sp dan Torulopsis sp. Anggota
pada jamur ini dapat berparasit pada tubuh manusia, seperti infeksi yang terjadi melalui saluran pernafasan, menyerang
pada kulit, paru-paru, organ vicera tulang dan sistem syaraf yang diakibatkan
oleh jamur Blastomycetesdermatitidis dan Blastomycetes brasieliensi.
2.
Coelomycetes
Spora
atau konidia dibentuk dalam konidiomata dan biasanya berupa aservulus atau
piknidium. Terbagi menjadi dua Ordo, yaitu:
a.
Ordo
Sphaeropsidales
b.
Ordo
Melanconiales
3.
Hypomycetes
Hypomycetes
tidak membentuk konidiomata, konidia langsung dibentuk pada cabang hifa khusus.
Terbagi menjadi dua ordo yaitu:
a.
Ordo Moniliales
Cendawan yang berfungsi sebagai cendawan
pathogen seranggan pada umumnya dari divisi Deuteromyceta, ordo Moniliales,
famili Moniliaceae, seperti Beauveria bassinana, Metarhizium sp, Hirsutella
citriformi, Nomuraea rileyi.
Cendawan mematikan hama dengan cara mengifeksi tubuh inang. Perkembangan infeksi sangat dipengarhi kondisi lingkungan (suhu dan kelembaban yang tinggi).Suhu optimum untuk pertumbuhan cendawan pathogen 23-25 ºC.
Cendawan mematikan hama dengan cara mengifeksi tubuh inang. Perkembangan infeksi sangat dipengarhi kondisi lingkungan (suhu dan kelembaban yang tinggi).Suhu optimum untuk pertumbuhan cendawan pathogen 23-25 ºC.
v Beauveria bassiana
Beauveria bassiana termasuk dalam golongan pathogen serangga ordo
Monililes, famili Moniliaceae.Ciri-cirinya yaitu:
§ Cendawan berwarna putih, penyebaran spora
melalui air atau terbawa angin.
§ Menginfeksi serangga melalui
integument/jaringan lunak. Selanjutnya hifa tumbuh dari konidia dan merusak
jaringan.
§ Cendawan tumbuh keluar dari tubuh inang pada
saat cendawan siap menghasilkan spora untuk disebarkan.
§ Apabilakeadaan tidak mendukung, perkembangan
cendawan hanya berlangsng didalam tubuh serangga tanpa keluar menembus
integument.
v Metarhizium sp
Metarhizium termasuk golongan pathogen serangga
ordo Moniles, famili Moniliaceae. Ciri-cirinya yaitu:
§ Cendawan
berwarna putih, penyebaran spora melalui air atau terbawa angin.
§ Spora
menginfeksi tubuh serangga melalui integument/jaringan lunak.
§ Selanjutnya
hifa tumbuh dari konidia dan merusak jaringan.
§ Cendawan
berkembang membentuk hifa putih yang keluar dari tubuh inang pada saat cendawan
siap menghasilkan spora untuk disebarkan.
b.
Ordo
Agonomycetales
D. Habitat dan Siklus Hidup Duuteomycota
Jamur ini bersifat saprofit di banyak jenis
materi organik dan sebagian yang lain hidup sebagai parasit pada tanaman
tingkat tinggi, dan perusak tanaman budidaya dan tanaman hias. Jamur ini juga
menimbulkan penyakit pada manusia, yaitu dematomikosis (kurap dan panu) dan
menimbulkan pelapukan pada kayu.Contoh
klasik jamur Deuteromycota adalah Moniliasitophila , yaitu jamur oncom.
Jamur Deuteromycota umumnya digunakan untuk pembuatan oncom dari bungkil
kacang. Monilia sitophila juga dapat tumbuh dari roti , sisa- sisa
makanan, tongkol jagung , pada tonggak – tonggak atau rumput sisa terbakar,
konodiumnya sangat banyak dan berwarna jingga.
E. Sistem Reproduksi Jamur
Deuteromycota
Jamur ini hanya diketahui cara
reproduksi aseksualnya saja oleh karena itu sering disebut fungi imperfecti
atau jamur tidak sempurna. Reproduksi aseksual jamur deuteromycota yaitu dengan
cara pembentukan konidia.
Jamur ini bereproduksi secara aseksual dengan menghasilkan
konidia atau menghasilkan hifa khusus yang disebut konidiofor.Kemungkinan jamur
ini merupakan suatu peralihan jamur yang tergolong Ascomycota ke Basidiomycota
tetapi tidak diketahui hubungannya.
Jika suatu jamur deuteromycota ini
diketahui cara reproduksi seksualnya maka dimasukkan ke dalam kelompok jamur
yang lain. Contohnya Monilia sitophila, setelah diketahui
reproduksi seksualnya dengan menghasilkan askospora, jamur ini dimasukkan ke
dalam jamur Ascomycota dan diganti namanya menjadi Neurospora crassa (jamur
oncom).
Fase pembiakan secara vegetatif
pada Monilia sitophila ditemukan oleh Dodge (1927)
dari Amerika serikat, sedangkan fase generatifnya ditemukan oleh Dwidjoseputro (1961).
Setelah diketahui fase generatifnya, jamur ini dimasukkan ke dalam golongan
Ascomycota dan diganti namanya menjadi Neurosora sitophila atauNeurosora
crassa.
Perubahan pengelompokan jamur tersebut akan
mengubah nama spesiesnya. Sebagai contoh adalah jamur oncom. Mula-mula, jamur
ini digolongkan Deuteromycota dengan nama Monilia sitophila. Namun,
ketika Prof. Dwidjoseputro (almarhum) dari IKIP Malang (sekarang Universitas
Negeri Malang) melakukan penelitian, ternyata Monilia sitophilia dapat
melakukan reproduksi seksual dan menghasilkan askus. Oleh beliau jamur oncom
dimasukkan ke dalam Ascomycota dan namanya berubah menjadi Neurospora
sitophila. Lihat Gambar 1.9. Beberapa jamur Deuteromycota lainnya yang
diklasifikasi ulang menjadi Ascomycota antara lain jamur dari genus Aspergillus
sp, Candidasp, dan Penicillium sp Oleh ahli
mikologi, nama genusAspergillussp diubah menjadi Eurotiumsp, Candida sp
menjadi Pichia sp dan Penicillium sp menjadi Talaromyces
sp.
Daur hidup Neurosporasitophila Setelah diketahui reproduksi seksualnya menghasilkan askus,Neurospora sitophila dimasukkan dalam kelompok Ascomycota
Contoh lain jamur yang tidak
diketahui alat reproduksi seksualnya antara lain Chladosporium sp,
Curvularia sp, Gleosporium spdan Diploriasp.
Untuk memberantas jamur ini digunakan fungisida, misalnya Lokanol Dithane M-45
dan Copper Sandoz. (Campbell et al. 2005; Purves et al. 2004).
F. Peranan Jamur Deuteromycota
1. Peranan yang Menguntungkan
a.
Monilia
sitophila digunakan
untuk pembuatan oncom.
b.
Penicillium
chrysogenum dan berperan
dalam industri antibiotic
c.
Penicillium
notatum penghasil
antibiotik penisilin
d.
Penicillium
roqueforti dan Penicillium
camemberti sering digunakan dalam pembuatan keju.
e.
Aspergillus
niger untuk
menjernihkan sari buah
f.
Aspergillus
oryzae digunakan untuk
melunakkan adonan roti
g.
Aspergillus
wentii digunakan untuk
pembuatan kecap, tauco, sake, dan asam oksalat.
2. Peran yang Merugikan
a.
Epidermophyton
floocosum,
menyebabkan kutu air.
b.
Epidermophytonmicrosporum, penyebab penyakit kurap.
c.
Melazasia
fur-fur, penyebab
panu.
d.
Altenaria sp, hidup pada tanaman kentang.
e.
Fusariumsp, hidup pada tanaman tomat.
f.
Trychophyton
tonsurans,
menimbulkan ketombe di kepala
g.
Sclerothium
rolfsie,
menyebabkan penyakit busuk pada tanaman
h.
Helminthosporium
oryzae,
menimbulkan noda berwarna hitam pada daun.
i.
Candida albicans, menyebabkan infeksi pada vagina.
j.
Chaclosporium sp, parasit pada buah-buahan dan
sayuran
k.
Diplodiasp parasit pada tanaman jagung
l.
Verticillium sp banyak menyerang bibit tanaman.
m.
Epidermophyton sp,Microsporium sp, dan Trichophyton
spmenyebabkan penyakit dermatofitosis (penyakit pada kulit, rambut,
dan kuku) pada hewan dan manusia.
n.
Aspergillus spparasit yang menimbulkan penyakit aspergillosis yang
menyerang paru-paru pada manusia, yaitu Aspergillus flavus. A. Fumigatus adalah
penyebab infeksi saluran pernapasan.
Candida
albicans
Neurospora sithopila
Epidormophyton
sp
Aspergillus niger
Aspergillus oryzae
Aspergillus wentii
Aspergillus romigatus, penyebab infeksi saluran pernapasan pada
manusia
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Deuteromycota adalah jamur yang
berkembang biak dengan konidia dan belum diketahui tahap seksualnya. Tidak ditemukan
askus maupun basidium sehingga tidak termasuk dalam kelas jamur Ascomycota atau
Basidiumycota. Oleh karena itu, jamur Deuteromycota merupakan jamur yang tidak
sempurna (jamur imperfeksi).
2. Deuteromycota memiliki karakteristik
yaitu Hifa bersekat, Tubuh berukuran mikroskopis,
Bersifat multiseluler, Tidak berklorofil, Bersifat parasit pada ternak dan ada yang hidup
saprofit pada sampah dan sisa-sisa makanan dan Reproduksi aseksual dengan
konidium dan seksual belum diketahui.
3. Fungi ini dikelompokkan kedalam tiga kelas
yaitu:
a. Blastomycetes
b. Coelomycetes
c. Hypomycetes
4. Jamur ini bersifat saprofit di banyak jenis
materi organik dan sebagian yang lain hidup sebagai parasit pada tanaman
tingkat tinggi, dan perusak tanaman budidaya dan tanaman hias.
5. Jamur ini hanya diketahui cara
reproduksi aseksualnya saja oleh karena itu sering disebut fungi imperfecti
atau jamur tidak sempurna. Reproduksi aseksual jamur deuteromycota yaitu dengan
cara pembentukan konidia.
6. Deuteromycota mempunyai peranan yang
menguntungkan dan peranan yang merugikan.